Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diare, ISPA dan Gangguan Kulit Timpa Korban Banjir Jakarta

Kompas.com - 17/01/2009, 09:36 WIB

JAKARTA, SABTU — Banjir yang menggenangi Jakarta selama tiga hari membuat 1.923 pengungsi jatuh sakit. Sebagian besar pengungsi menderita diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan gangguan kulit. Para pengungsi mudah sakit karena kondisi udara dan sanitasi yang tidak mendukung.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta Tini Suryati, Jumat (16/1) di Jakarta Pusat, mengatakan, para pengungsi yang sakit itu berobat di pos-pos kesehatan yang tersebar di berbagai lokasi pengungsian. Mayoritas pengungsi yang sakit adalah anak-anak dan ibu-ibu.

”Petugas kesehatan dan mobil-mobil ambulans sudah disiapkan di pos-pos pengungsian untuk memberi bantuan kesehatan bagi pengungsi secara gratis. Para pengungsi diminta segera berobat jika sakit agar tidak bertambah parah,” kata Tini.

Jumlah pengungsi sakit terbanyak berada di Jakarta Timur, yaitu 578 orang. Disusul kemudian di Jakarta Utara 304 orang, Jakarta Barat 234 orang, dan Jakarta Pusat 27 orang. Data pengungsi sakit di Jaksel belum masuk ke Dinas Kesehatan DKI.

Menurut Kepala Markas PMI Cabang Jakut Dasril, di Kelurahan Marunda dan Sukapura setiap hari ada sekitar 200 orang, terutama anak-anak dan ibu-ibu, yang menderita berbagai macam penyakit.

Umumnya para pengungsi itu menderita gatal-gatal, batuk, pilek, dan demam. Warga korban banjir ini juga membutuhkan pakaian dan selimut, tetapi bantuan sangat minim.

”Kondisi yang serba terbatas akibat banjir itulah yang membuat banyak anak dan ibu menderita sakit. Kami mengimbau kalangan perusahaan swasta untuk turut memberikan bantuan logistik bagi pengungsi yang dapat disalurkan lewat markas PMI Jakut,” kata Dasril.

Selain pengobatan, PMI Jakut juga menyalurkan 2.400 nasi bungkus untuk pengungsi di kedua kelurahan itu. Nasi bungkus itu diperuntukkan bagi 1.200 pengungsi, dua kali sehari.

Di Jaktim, puluhan warga Kampung Pulo yang berkumpul di gedung bekas Bioskop Nusantara merasa kesal karena tidak mendapatkan paket biskuit yang dibagikan PMI Jaktim. Mereka sudah berjalan jauh, tetapi bantuan sudah habis dan mobil PMI yang membagikan paket biskuit itu sudah tidak ada.

”Kalau sudah habis, seharusnya kami diberi tahu. Tadi saya sedang membersihkan rumah disuruh ke sini. Setelah sampai, ternyata sudah habis,” kata Ny Samin, warga.

Paket itu diberikan dengan cara setiap warga yang datang melapor dan mendapatkan kupon. Warga lalu menukar kupon itu dengan paket biskuit. Menurut Eki, Humas PMI Jaktim, jumlah paket yang dibagikan sekitar 2.000 kardus biskuit.

Selama banjir, PMI Jaktim memberikan nasi boks, bubur kacang hijau, susu, roti, beras, mi instan, tikar lipat, minyak goreng, selimut, kecap, dan kerupuk. Bantuan itu telah didistribusikan ke 15 lokasi pengungsian di wilayah Jaktim, seperti Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang, Rawa Terate, Cililitan, Cakung Barat, dan Cakung Timur.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meminta warga yang rumahnya tergenang banjir untuk segera datang ke pos pengungsian. Selain untuk mencegah jatuhnya korban karena sakit atau tenggelam, warga dapat menikmati bantuan makanan dan obat-obatan secara gratis di pos pengungsian. (ECA/CAL/ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com